Selasa, 08 Juni 2010

INGIN ANAK YANG CERDAS DAN KREATIF ?

Orang tua mana yang tidak ingin punya anak yang anak yang cerdas dan kreatif. Semua orang tua dapat melakukannya jika mau mementingkan dan mengutamakan kebutuhan dan kepentingan anak mulai dari sejak dalam kandungan dan seterusnya.

Kecerdasan multiple adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak , antara lain ; kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat – kalimat , presentasi , pidato , diskusi. Kemampuan menggunakan logika matematik dalam memecahkan berbagai masalah. Kemampuan berpikir tiga dimensi, kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri. Ketrampilan gerak , menari , dan olah raga. Kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi , nada , melodi , dan irama. Kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan.

Kecerdasan multiple dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan , genetic ) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan dengan dasar faktor keturunan dan dengan rangsangan terus menerus oleh faktor lingkungan.

Jangan kuatir untuk orang tua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi ( belum tentu tidak cerdas, mungkin karena tidak ada kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia sekolah dan remaja.

Apa saja yang harus disiapkan?

Tiga kebutuhan pokok yang harus disiapkan untuk menbentuk kecerdasan , yaitu ;

kebutuhan fisik-biologis terutama gizi yang baik sejak dalam kandungan sampai remaja , pencegahan dan pengobatan penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan ketrampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari – hari.

Kebutuhan kasih sayang yang memberikan rasa aman, terlindungi , dihargai , dan diperhatikan.

Kebutuhan akan stimulasi, sedini mungkin sejak dalam kandungan secara terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua system sensorik dan motorik.

Apa pentingnya stimulasi dini ?

Stimulasi dini adalah ransangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir ( yang terbaik sejak janin usia 6 bulan dalam kandungan ) dilakukan setiap hari , untuk merangsang semua system indera ( pendengaran , penglihatan , perabaan , pembau , dan pengecapan) . selain itu perangsangan terhadap gerak motorik kasar dan halus kaki tangan dan jari – jari , komunikasi , dan merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita.

Bentuk rangsangan yang diberikan sangat bervariasi dalam berbagai bentuk dengan suasana bermain , menyenangkan dan kasih sayang untuk anak , dengan suasana pola asuh yang demokratik (otoritatif), yaitu pengasuh atau ibu harus peka terhadap isyarat , minat , keinginan dan pendapat anak. Memberi contoh tanpa memaksa , mendorong keberanian untuk berkreasi , memberi penghargaan dan pujian atas keberhasilan dan perilaku yang baik , memberi koreksi, dan bukan hukuman atau ancaman bila melakukan kesalahan.

Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan anak , setiap hari , terus menerus , sesuai umur dan perkembangan kemampuannya , dilakukan oleh keluarga terutama ibu atau pengganti ibu.

Mengapa stimulasi dini dapat merangsang kecerdasan multipel?

Sel otak janin mulai dibentuk saat usia 3-4 bulan dalam kandungan ibu, kemudian setelah lahir sampai usia 3 – 4 tahun jumlahnya bertambah cepat mencapai milyaran sel, tetapi belum ada hubungan antar sel.mulai kehamilan 6 bualn , terbentuk hubungan antar sel, sehingga terbentuk rangkaian fungsi – fungsi. Kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel otak ditentukan oleh stimulasi yang diberiakn pada anak.

Stimulasi dini dan perangsangan kecerdasan

 Dapat dilakukan saat memandikan , menganti popok , menyusui, menyuapi , menggendong , mengajak berjalan – jalan , menonton telivisi , dalam kendaraan , menjelang tidur.

 Membunyikan berbagai suara atau musik bergantian , menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak – kotak hitam putih ), benda berbunyi pada bayi usia 0 – 3 bulan.

 Bermain ciluk ba pada bayi 3 – 6 bulan.

 Memanggil nama , mengajak bersalaman , dan bermain tepuk tangan, membacakan dongeng , meragsang duduk , dan dilatih berdiri berpegangan pada bayi 6 – 9 bulan.

 Bayi 9 – 12 bulan dirangsang dengan mengulang – ulang menyebut nama – nama anggota keluarga , memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, mengelindingkan bola , dilatih berdiri dan berjalan dengan berpegangan.

 Menggambar , mencoret – coret , menyusun kubus , bermain puzzle sederhana , bermain boneka , berjalan tanpa berpegangan , naik turun tangga , melepas celana , mengerti dan melakukan perintah sederhana , menyebut dan menunjuk benda – benda pada usia 12 – 18 bulan.

 Usia 18 – 24 bulan , menyebut dan menunjuk bagian – bagian tubuh, nama – nama binatang dan benda di sekitar rumah , bicara tentang kegiatan sehari – hari ( makan , minum , mandi , main ,dll), bermain bola, melompat , dan memakai celana baju , mencuci tangan.

 Menyebutkan nama – nama teman dan warna, berhitung , menyikat gigi , bermain boneka, masak – masakan , menggambar , berdiri satu kaki , toilet training pada usia 2 – 3 tahun.

 Perangsangan untuk berbicara dan bercerita , menyanyikan lagu anak – anak , bermain puzzle , angka, halma , congklak , kartu , monopoli , computer.

 Bermain bersama anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, meminjamakan mainan, mangalah, belajar bekerja sama.

 Memancing agar anak dapat menceritakan perasaan, keinginan ,cita-cita, khayalan pengalamannya.

 Mengajarkan anak menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman atau binatang , berwisata dan mengenalkan alam semesta .

© Dr. SuriViana- www.infoibu.com , http://www.infoibu.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=79

CIRI ANAK KREATIF

Beberapa ciri anak kreatif antara lain adalah sebagai berikut :
1. Lancar berpikir
Ia bisa memberi banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan yng Anda berikan. Inilah salah satu kehebatan anak kreatif. Ia mampu memberikan banyak solusi dari sebuah masalah yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan. Dunia ini penuh masalah dan tantangan. Semakin kreatif seseorang, maka ia akan dengan mudah menjawab semua masalah dan tantangan hidupnya dengan kreativitasnya.
2. Fleksibel dalam berpikir
Ia mampu memberi jawaban bervariasi, dapat melihat sutu masalah dalam berbagai sudut pandang. fleksibilitas ini juga sangat penting dalam kehidupan. Seorang yang fleksibel, akan dengan mudah menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.
3. Orisinil (asli) dalam berpikir
Ia dapat memberi jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawaban baru biasanya tidak lazim atau kadang tak terpikirkan orang lain.
4. Elaborasi
Ia mampu menggabungkan atau memberi gagasan-gagasan atas jawaban yang dikemukakan, sehingga ia mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya dengan memperinci sampai hal-hal kecil Semua ciri-ciri anak kreatif tersebut bisa dikembangkan. Jadi bukan semata keturunan seorang anak bisa menjadi kreatif. Namun peran Anda sebagai orang tua juga sangat berpengaruh bagi perkembangan kreativitasnya.
CIRI-CIRI KREATIVITAS ALAMIAH
Kreativitas alamiah merupakan kreatif yang berasal dari dirinya sendiri, bukan karena pengaruh lingkungan. Ciri ini dimiliki oleh setiap anak. Tugas orang tua adalah  mengembangkan potensi ini.
Ciri kreativitas alamiah tersebut antara lain :
- Imajinatif
- Senang menjajaki lingkungannya
- Banyak mengajukan pertanyaan
- Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
- Suka melakukan eksperimen
- Terbuka untuk rangsangan-rangsangan baru
- Berminat untuk melakukan macam-macam hal
- Tidak pernah merasa bosan
SIKAP KREATIF
Selain ciri-ciri di atas, anak kreatif juga memiliki sikap yang positif. Beberapa sikap kreatif anak antara lain :
rasa ingin tahu yang besar.
Ini tertarik terhadap tugas-tugas baru dan menganggapnya sebagai tantangan senang bereksperimen spontan
percaya diri
berani mengambil resiko untuk membuet kesalahan atau untuk dikritik oleh orang lain
tidak mudah putus asa senang mencari pengalaman baru atau hal-hal yang menarik
berani dan yakin akan keputusan yang ditetapkannya sendiri tak mudah terpengaruh atau tergoyahkan keyakinannya oleh omongan orang lain.
EKSPRESI KREATIVITAS MENURUT USIA
Agar lebih memahami tentang kreativitas seorang anak, maka akan saya jelaskan ekspresi kreativitas anak menurut usia ( bayi hingga usia prasekolah)
· EKSPRESI KREATIVITAS BAYI
Meski anak sudah memiliki kreativitas alamiah, tetapi kita belum bisa mengukur kreativitas seorang bayi. Kreativitas baru terlihat setelah anak masuk usia balita. Sebab, anak sudah bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan sudah banyak mendapatkan masukan mengenai berbagai hal dari lingkungannya.
· EKSPRESI KREATIVITAS BATITA (BAWAH TIGA TAHUN)
Pada usia ini anak mampu berkreativitas animisme (menganggap benda mati adalah makhluk hidup). Misalnya, kursi bisa merasa sakit bila ditendang atau nasi bisa menangis. Hal ini dipelajarinya dari orang tua, selain karena perkembangan motorik kasar, halus, serta kemampuan berbicaranya sudah lebih baik dibandingkan bayi.
Anak pun mampu berkreativitas imajinasi, yakni membuat sesuatu hal yang baru dari yang telah ada berdasarkan imajinasinya. Contohnya anak mampu menggambar abstrak yang sangat indah, dan memadukan warna-warna yang berani, lain daripada yang lain. Contoh lainnya , si batita membuat gedung pencakar langit dari balok-balok beraneka
bentuk dan ukuran, dan berbagai contoh lainnya. Tak heran bila anak batita kerap disebut seniman kecil. Sayangnya, masih banyak orang tua tak menyadari hal ini. Alhasil, Tak jarang orang tua/pendiidik malah menyalahkan anak dan menggiringnya untuk membuat
gambar atau karya yang konvensional.
· EKSPRESI KREATIVITAS PRASEKOLAH
Pada usia khususnya 4-6 tahun, kemampuan anak untuk berkreasi sudah cukup tinggi dan lebih baik karena anak sudah bergaul dengan lingkungan luar rumah dan sekolah . Otomatis pengetahuan dan tahapan perkembangannya pun sudah lebih maju lagi dari anak batita. Terutama perkembangan sosialnya, di mana anak sudah mulai berinteraksi dengan teman sebayanya.
Jika diceritakan mengenai sesuatu hal, ia bisa menceritakan kembali dan bahkan mengembangkannya. Selain itu , anak usia ini sudah bisa menyalurkan hasrat ingin tahunya dengan kreatifitasnya, yaitu melalui permainan pura-pura (bermain peran, seperti dokter: guru , pilot, polisi, dsb). Ia bisa melakukan permainan itu sendiri ataupun bersama temantemannya.
Bahkan anak juga sudah mampu menciptakan mainan sendiri, semisal pistol-pistolan dari koran bekas, kapal terbang/laut dan rumahrumahan dari kertas.
KREATIVITAS, IQ DAN LINGKUNGAN
Gulford (1967), salah satu pakar dalam pengukuran intellegensi, memberikan batasan bahwa sampai skor IQ 120 (ambang intelegensi untuk kreativitas). Lebih dari angka itu, intelegensi tidak lagi memberi pengaruh terhadap kreativitas. Artinya anak yang ber-IQ 140 tidak pasti lebih kreatif dibanding IQ-nya 120. Karena untuk berkarya kreatif yang unggul, sebenarnya tidak diperlukan IQ yang sangat tinggi, cukup diambang intelegensi saja.
Sebaliknya jika sangat rendah, di bawah rata-rata, tentu sulit untuk kreatif. Walau demikian, anak tetap harus didorong dan dirangsang agar kreativitasnya bisa ditumbuhkan, meski tak akan menghasilkan karya-karya yang sangat unggul.
Kreativitas anak yang ber-IQ tinggipun tergantung lingkungannya. Bisa saja seorang anak usia prasekolah ber-IQ tinggi tapi orang tuanya Cuma mementingkanhal-hal akademis, seperti membaca, menulis, dan berhitung.
Akibatnya, imajinasi si anak tidak berkembang. Padahal, kekuatan anak prasekolah adalah imajinasinya. Dengan kata lain anak cerdas belum tentu kreatif.
KREATIVITAS DAN EQ
Kreativitas juga membutuhkan EQ (kecerdasan emosional). Daniel Goleman (1996), pakar EQ, mengatakan, IQ menyumbang 20 persen saja dalam keberhasilan seseorang. Sementara 80% lainnya ditentukan oleh kekuatankekuatan lain yang termaksud di dalam EQ. Diantaranya adalah kesediaan untuk bekerja keras, disiplin, dan rasa percaya diri.
Individu ber-EQ tinggi memiliki kemampuan menguasai diri yang akan memberinya daya tahan untuk menunda pemenuhan kepuasan sesaat demi mendapatkan kesuksesan yang lebih besar di masa depan. Disiplin dan kerja keras ini tidak diragukan lagi merupakan salah satu komponen keberhasilan.
Mereka yang berhasil adalah mereka yang tetap dapat berlatih keras di saat yang lain bersenang-senang. Orang tua dapat mengizinkan anaknya untuk melakukan uji coba dan
menerima kesalahan yang mungkin dilakukan anak, akan membuat anaknya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang percaya diri dan tidak takut untuk mencoba hal-hal yang baru. Tentu saja, dalam hal ini orang tua harus tetap memberikan pengawasan, akan tetapi aturan yang diberikan cukup pada hal-hal yang esensial.
Yang perlu diingat, apapun karya yang dihasilkan anak, orang tua harus bisa menghargainya. Mungkin hasil karyanya tidak berarti menurut orang tua, tetapi bisa jadi merupakan karya yang tak ternilai harganya bagi sang anak.
Karena melalui karyanya itulah, anak merasa ia mampu mencipta. Penghargaan yang ditunjukkan orang tua akan dapat membantu anak semakin tertarik untuk berusaha lebih keras lagi demi mendapatkan penghargaan berikutnya.
CARA MEMBENTUK ANAK KREATIF
Bagaimana cara membentuk anak yang kreatif itu ? Berikut ini beberapa cara praktis yang bisa Anda lakukan untuk memebntuk anak yang kreatif
MEMILIH POLA ASUH YANG TEPAT
Peran pola asuh orang tua sangat dominan pada pembentukan kreativitas seorang anak.
- Tidak terlalu mengontrol ekspresi kreativitasnya
Jika orang tua terlalu mengontrol perilaku anak, apalagi jika dibarengi dengan berbagai larangan atau kritikan-kritikan mengenai perilaku anak, hampir dapat dipastikan anak akan tumbuh menjadi anak yang pasif. Anak tidak punya inisiatif karena dia takut apa yang diperbuatnya adalah salah. Anak juga putus asa karena tidak tahu apa yang harus dia lakukan atau apa yang diharapkan orang tua dan dirinya. Anak-anak seperti ini biasanya juga muncul pada orangtua yang over protektif.
Saya tidak mengatakan bahwa anak diberi diberi kebebasan untuk melakukan apa saja, tanpa kontrol. Namun yang ingin saya tekankan adalah, berilah anak kebebasan untuk mengeksresikan kreatifitasnya
- Hindari kritikan yang mematikan kreatifitas
Anak-anak yang aktif biasanya datang dari orang tua yang tidak mengkritik perilaku anaknya. Bahkan tidak segan-segan menunjukkan apreasiasi terhadap perilaku mereka dan cenderung menerima perilaku anak, sehingga ia merasa nyaman dan berani mencoba hal-hal baru. Penerimaqn dari orang tua juga membuat anak memiliki pandangan positif terhadap dirinya sendiri.
Demikian juga saat anak menghasilkan sebuah karya. Bukan tugas kita untuk mengkritik hasil karya anak kita tersebut, yang mungkin tidak berharga bagi kita.
- Memberi rasa aman dan percaya diri
Karena memiliki rasa aman dan percaya diri, maka anak tidak mengalami kesulitan di dalam mengekspresikan diri, berani mengambil keputusan sendiri, mengambil resiko yang realistis, dan berani bertanggungjawab atas keputusan yang sudah mereka ambil. Mereka bisa mencari dan mengeksplorasi lingkungannya sehingga relatif mudah dirangsang
kreativitasnya.
MENGHARGAI KARYA ANAK
Pernahkah Anak Anda menghasilkan sebuah karya, dan menunjukkannya kepada Anda ? Saya yakin, pernah. Dan bagaimana sikap Anda, ketika Anda menerima hasil karya dari anak Anda tersebut ? Sikap Anda saat menerima hasil karya anak Anda, bisa berpengaruh
terhadap perkembangan kreatifitas anak Anda. Jika sikap Anda menyenangkan, maka anak akan lebih termotivasi lagi untuk berkarya dan mengembangkan kemampuannya. Namun jika sikap Anda cenderung tidak menghargai karya tersebut, maka anak Anda akan “trauma”. Ia akan menjadi malas untuk mengembangkan potensinya. Dan pada akhirnya, perkembangan kreatifitasnya akan terhambat oleh sikap Anda.
Mungkin hasil karya anak Anda adalah biasa di mata Anda. Namun bagi anak, hasil karyanya adalah bernilai. Ia telah merasa mengeluarkan segala kemampuannya. Dan ia ingin hasil karyanya dihargai oleh orang lain, terutama sang orang tua.
Ada beberapa cara untuk menghargai hasil karya anak kita, antara lain :
- memberikan pujian yang tulus
Tidak jarang orang tua memberikan kata pujian kepada hasil karya anaknya. Namun pada hakekatnya, kata yang ia ucapkan bukanlah pujian. Justru anak merasa diejek dan tidak dihargai. Hal ini terjadi biasanya saat karya anak kurang memuaskan, namun orang tua
menyindir/mengejek dengan pujian.
Anak Anda bisa membedakan antara pujian dan ejekan. Karena Anda adalah orang yang peling dekat dengannya. Ia sangat menguasai sikap dan perkataan Anda.
Karena itu pujilah ia setulus hati dan penuh kasih sayang. Dengan ini Anda punya harapan besar, bahwa anak Anda akan menjadi manusia kreatif di masa yang akan datang.
Pujian yang tulus memberikan kekuatan semangat bagi anak Anda untuk terus berkarya. Pujian yang tulus akan memberikan rasa percaya diri dan rasa aman untuk terus berkreasi.
- Memberikan hadiah
Berilah hadiah jika anak Anda menghasilkan karya besarnya. Hadiah bisa berbentuk sekedar ucapan selamat atau berupa barang. Jika berupa barang, hadiah tersebut tidak harus mahal.
Sama halnya dengan pujian, hadiah juga memberikan kekuatan dan semangat pada anak untuk terus berkarya.
- Memajang karya anak di tempat yang mudah dilihat
Anda juga bisa menghargai karya anak Anda dengan cara memajang karya tersebut di tempat yang mudah dilihat ole orang lain. Tempat yang mudah dilihat orang lain antara lain: ruang tamu, ruang makan, kantor Anda, dll.
Anda bisa membayangkan, betapa senangnya anak Anda saat hasil karyanya bisa dinikmati oleh orang lain. Dan iapun akan bersemangat untuk lebih berkarya.
MENGHARGAI KEMAMPUANNYA
Masa anak-anak adalah masa belajar segala sesuatu untuk kehidupannya kelak. Saat anak Anda sukses mempelajari sesuatu, biasanya ia akan unjuk kebolehan di hadapan Anda dan anggota keluarga yang lain. Misalnya saat saat anak Anda bisa membaca atau berhitung. Ia ingin menunjukkan bahwa ia telah sukses dan mampu melakukan sesuatu. Sikap Anda dan anggota keluarga yang lain harus bijaksana dalam menghadapinya. Hargailah
kemampuannya.
Sikap menghargai kemampuan anak, mungkin sepele bagi Anda dan anggota keluarga yang lain. Namun bagi si anak, sangatlah penting. Beberapa cara untuk menghargai kemampuan anak antara lain :
- Memperhatikan anak tersebut
- Memberikan pujian
- Memberikan hadiah
- Tidak mengejek/meremehkan
MEMBERIKAN TANTANGAN
Jika ada yang mengatakan,” Seseorang yang sering mendapat tantangan dalam hidupnya, maka ia akan menjadi manusia kreatif”, maka 100 % adalah benar. Tantangan akan membuat orang mencari jalan keluar. Ia akan memeras otak dan mengeluarkan segala potensinya untuk mengatasi tantangan tersebut. Dan hebatnya, ia bisa melakukan sesuatu yang yang menurutnya dan orang lain tidak bisa ia lakukan. Namun, ternyata ia bisa melakukannya.
Fakta ini juga berlaku untk Anak Anda. Jika Anda memberikan tantangan kepada anak Anda, maka iapun akan memeras otak “ajaibnya” dan mengeluarkan segala kemampuan yang dimiliki. Coba Anda perhatikan di Taman Kanak-Kanak. Mengapa di sana ada
berbagai mainan, yang kadang menurut kita berbahaya. Contoh permainan tersebut antara lain : panjat-panjatan. Sebagai orang tua, saya yakin Anda akan merasa khawatir saat pertama kali anak Anda bermain disana. Anda akan khawatir,”Bagaimana kalau jatuh ?”.
Namun, toh akhirnya Anda juga membiarkan anak Anda bermain di sana. Dan Anda merasa bangga dan senang, saat anak Anda dengan lucunya “sukses” dalam permainannya.
Memberikan tantangan kepada anak, akan banyak memberikan manfaat bagi anak. Beberapa manfaat tersebut antara lain :
- anak menjadi lebih kreatif
- otak anak berkembang dengan baik
- anak akan menguasai ketrampilan tertentu sesuai dengan tantangan yang Anda berikan
- Anak Anda akan merasa senang, dan Andapun juga demikian
- Rasa percaya diri pada anak akan lebih besar untuk menghadapi tantangan yang lain
Apa saja tantangan yang bisa Anda berikan kepada anak Anda ? Berikut beberapa contoh:
- permainan
- tugas rumah
- teka-teki
- dll
TIDAK TERLALU MEMANJAKANNYA
Tidak sedikit orang tua yang kesulitan membedakan antara kasih sayang dengan memanjakan. Keduanya berbeda dan memberikan dampak yang berbeda bagi perkembangan kreatifitas anak.
Kasih sayang wajib diberikan setiap orang tua kepada semua anaknya. Karena kasih sayang adalah kebutuhan bagi si anak. Tapi memberikan kasih sayang, tidak harus berupa sikap memanjakan.Tidak semua sikap memanjakan orang tua, merupakan bentuk kasih sayang. Sikap memanjakan anak yang tidak pada tempatnya, justru akan merugikan si anak.
SUASANA KONDUSIF
Ciptakanlah suasana lingkungan yang aman, nyaman, dan tentram, sehingga akan membuat anak lebih bebas di dalam mengungkapkan perasaan, sikap,. Dan pendapatnya secara terbuka. Jika anak memiliki kebebasan untuk bereksplorasi dan berkarya, niscaya dia akan mampu menghasilkan krya kreatif atau sesutu yang baru yang mungkin belum pernah terpikirkan oleh orangtuanya.
Jangan lupa anak-anak memiliki daya kreativitas. Jadi dengan sendirinya, anak memang kreatif. Hal ini nampak dari rasa ingin tahunya yang besar, spontanitas, banyak mengajukan pertanyaan, selalu ingin menjajaki dan mengeksplorasi lingkungan, serta senang melakukan eksperimen. Jika diberi mainan baru, misalnya, ia akan membongkarnya. Ia ingin tahu, kalau dibongkar, apa jadinya nanti. Oleh karena itu orang tua tidak boleh lekas marah.
HARGAI ANAK
Setiap anak adalah unik. Agar keunikannya berkembang maksimal, orangtua selayaknya menghargai dan menghormati seorang anak sebagai seorang individu. Dengan demikian, setiap hasil karya anak apapun bentuknya haruslah kita hargai jerih payahnya. Berilah dukungan dan pujian agar anak makin termotivasi untuk menghasilkan karya terus menerus sehingga proses kreatifnya dapat berkembang secara optimal.
Orangtua jug sebaiknya tidak menilai anaknya hanya dari prestasinya di sekolah saja. Sebab anak pada dasarnya memiliki berbagai macam kecerdasan, seperti ;
- Number smart , kecerdasan logis-matematis
- Word smart, kecerdasan linguistik/berbahasa ; membaca dan menulis
- Picture smart, kecerdasan menggambar/spasial
- Sef smart, kecerdasan intrapribadi
- People smart, kecerdasan antar pribadi/bersosial
- Natural smart, kecerdasan naturalis
- Body smart, kecerdasan jasmani
Di samping itu rasa ingin tahu anak akan sesuatu juga harus dihargai. Dengan demikian, sudah menjadi keharusan bagi orang tua untuk banyak belajar dan mengikuti perkembangan zaman agar dapat mengimbangi rasa ingin tahu anak.
KOMUNIKASI
Sangatlah penting untuk selalu memelihara komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik adalah terjalinnya dialog yang akrab dua arah antara orang tua dan anak. Komunikasi yang baik akan mampu menciptakan kedekatan antara orang tua dan anak, baik secara fisik maupun psikis.. Dengan demikian, anak tidak akan ragu apalagi takut untuk mengungkapkan is hati dan pikirannya.
Agar komunikasi yang baik dapat terjalin, orang tua dapat melakukan cara-cara di bawah ini ;
- Bukalah topik-topik pembicaraan yang menarik hatinya. Dengan demikian sekaligus dapat memancing rasa ingin tahu anak.
- Jangan pernah kesal atau bosan dengan pertanyaan si kecil yang mungkin di ulang-ulang. Itu menandakan penjelasan orang tua belum dipahami.
- Jawablah pertanyaan anak dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami. Dengan demikian anak akan terus termotivasi untuk mengenal dan mengetahui hal-hal baru. Dan agar orang tua tidak salah jawab, sebaiknya jangan berhenti memperluas wawasan dan
pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan sesuatu yang ingin sekali diketahui anak.
- Dampingi anak saat bermain. Memang pada saat tertentu anak butuh kesendirian. Biarkan dia asyik dengan mainannya. Namun di saat lain, anak pasti membutuhkan orang tua sebagai teman bermainnya. Nah ikutlah bermain bersama anak, bukan hanya sekedar mendampingi atau Cuma memberi inttruksi. Dengan orang tua terlibat secara fisik dan emosional, interaksi antara orang tua dan anak akan dapat terjalin baik.
- Jika anak bosan bermain, lakukan kegiatan lain yang mengasah imajinasi dan kreativitasa anak. Umpanya , membacakan cerita-cerita atau dongeng menarik. Orang tua bisa menemukan banyak buku yang membantu menstimulasi daya kratif anak.
MEMBENTUK ANAK KREATIF
Anak-anak mendapatkan berbagai hal baru dari lingkungan sekitarnya. Mereka melakukan peniruan perilkau, gaya bicara, atau hal-hal lain dari orang tuanya. Nah, untuk memancing kreativitas anak, orang tua seharusnya memperagakan atau menunjukkan kegiatan-kegiatan yang mampu menstimulasi anak.
Ada baiknya aktivitas itu dilakukan bersama-sama. Misalnya mengajak anak berolah raga, melukis, mengarang, atau menyanyi. Dengan demikian anak akan merekam perilaku oarang tuanya sehingga membekas dalam benaknya. Hal ini memicu si anak untuk
mengeksplorasi apa saja minat dan bakatnya sehingga proses kretif terus berlangsung.
Aktivitas yang dapat mendorong kemampuan kreatif anak adalah memberikan pengalaman yang beragam.Umpamanya, mengajak anak-anak berjalan. Tentunya tak sekedar berkeliling, si kecil juga dikenalkan dan ditunjukkann degan benda-benda atau makhluk hidup yang ditemui. Misalnya bunga-bunga, binatang, atau benda-benda
lainnya.
CERITA BAGI ANAK
Tidak bisa dipungkiri, cerita merupakan salah satu hal yang disukai oleh siapa saja, apalagi anak-anak. Beberapa manfaat cerita bagi anak antara lain :
1. Anak mendapat palajaran berharga dari cerita tersebut. Misalnya tentang moral.
2. Anak bisa mengambil banyak hikmah dari berbagai peristiwa kehidupan yang ada pada cerita tersebut
3. Kreativitas anak akan lebih terasah
4. Potensi kecerdasan anak akan optimal berkembang.
Ada beberapa cara untuk memberikan cerita kepada anak, antara lain:
- Secara lisan,  anda menceritakan sebuah kisah secara lisan
- Secara Tulisan, Anda membelikan anak Anda buku-buku cerita atau majalah anak
PERMAINAN KREATIF
Salah satu cara ampuh membentuk anak kreatif adalah dengan memberikan kepada anak aneka permainan. Saya banyak membahas tentang permainan ini di ebook yang lain
TIDAK MENGAMBIL ALIH TANGGUNG JAWAB ANAK
Ada sebagia orang tua yang selalu mengambil tanggung jawab anak. Ia tidak akan membiarkan anaknya melakukan sendiri tugas dan tanggung jawabnya, karena ia menganggap anaknya tidak akan mampu. Orang rua semacam ini memiliki sifat perfeksionis sejati. Ia selalu menginginkan semua orang sempurna atau minimal seperti
dirinya. Hal tersebut juga ia berlakukan terhadap anaknya.
MEMBENTUK ANAK KREATIF
AL ARIF © 2004 http://www.anakjenius.com
anaknya bisa melakukan segala sesuatu dengan baik dan benar. Namun yang namanya seorang anak, ia belum bisa melakukan segala sesuatu dengan baik dan benar. Apa akibatnya ? Si orang tua tadi selalu mengerjakan segala tugas dan tanggung jawabnya anaknya. Sungguh tindakan semacam itu berakibat buruk bagi perkembangan
anak. Ia tidak akan belajar banyak hal dalam hidupnya, karena semuanya dikerjakan oleh orang tuanya. Kreativitasnya tidak akan terasah, bahkan boleh jadi akan berakibat buruk pada berbagai aspek hidup anak yang lain. Misalnya, ia akan memiliki sifat inferior, tertutup, dan lain-lain
MEMBERIKAN PILIHAN
Di awal saya telah menyebutkan, bahwa salah satu ciri dari anak kreatif adalah , ia memiliki banyak alternatif solusi terhadap sebuah masalah yang ia hadapi. Ia fleksibel dalam hidup ini. Ciri ini sebenarnya bisa dilatih oleh orang tua.
Caranya ? Gampang !!! Latihlah anak Anda dalam berbagai kesempatan agar ia memiliki ciri ini. Beberapa tindakan berikut bisa Anda coba :
- Beri anak kebebasan memilih saat Anda membelikan ia sesuatu
- Hindari mengatakan “salah” atau “jangan” dalam setiap perkataan.
Lebih baik Anda mengatakan “sebaiknya”, “kurang benar”, dan kata sejenis yang menunjukkan adanya alternatif lain
- Hargai setiap pendapat anak. Jika salah, wajar. Karena ia masih anak-anak
- Anggaplah ia sebagai anak-anak dengan segala perilakunya sebagai anak. Jangan pernah Anda mengganggapnya sebagai manusia yang serba bisa dan sempurna
MENGGAMBAR
Menggambar adalah salah satu cara untuk membentuk anak kreatif. Menggambar juga merupakan salah satu bentuk ekspresi kecerdasan (visual). Karena itu, berilah kebebasan dan fasilitas bagi anak Anda untuk menggambar.
Beberapa cara bisa Anda lakukan untuk hal ini, antara lain :
- Sediakan anak anda fasilitas dan peralatan untuk menggambar.
- Jika anak Anda biasa mencoret tembok, dan sulit untuk diubah kebiasaan tersebut, jangan halangi tindakannya. Anda hanya tinggal menyediakan papan di tembok, khusus untuk corat-coret si kecil tadi
- Jika Anda dana untuk kursus menggambar, tidak ada salahnya Anda memasukkan si kecil ke kursus tersebut.
MENGGANGGAP ANAK SEBAGAI MANUSIA
Anggaplah anak Anda sebagai manusia secara utuh. Kadang orang tua menyepelekan hal ini. Mungkin karena menganggap anak masih terlalu kecil, sehingga saat ia bersama anaknya, anak tersebut dianggap seperti tidak ada.
Anggaplah anak Anda sebagai manusia seutuhnya. Anak Anda adalah manusia yang bisa mendengar, memiliki perasaan, bisa berbicara, dan sebagainya. Ia adalah manusia sempurna, sebagaimana yang lain.
Beberapa contoh berikut adalah sebagai aplikasi dari hal ini :
- Berikan kesempatan anak mengungkapkan perasaanya
- Dengarkan saat ia berbicara dan jawablah pertanyaannya
- Saat bertemu dengan orang lain, perkenalkan juga anak Anda dan mintalah ia berjabat tangan dengan orang tersebut
- Perhitungkan kehadirannya, jangan pernah mengabaikannya.
Dengan menganggap anak sebagai manusia yang utuh, maka akan banyak manfaat bagi anak tersebut :
- ia akan menyadari bahwa dirinya juga dianggap sebagaimana manusia yang lain. Sehingga ia akan memiliki motivasi yang tinggi untuk berkembang
- ia akan memiliki rasa percaya diri dalam banyak hal. Dan hal ini sangat positif bagi perkembangan kreatifitasnya
- ia juga akan bisa menghargai orang lain, sebagaimana ia juga dihargai orang lain pada saat ini.

Sumber:  http://www.untukku.com/artikel-untukku/membentuk-anak-kreatif-untukku.html

MELATIH ANAK MENJAGA KEBERSIHAN DAN KESEHATAN GIGI SEJAK USIA DINI

Anak adalah pribadi yang unik, ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil. Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan baik secara fisik, mental dan intelektual.
Mereka mengalami berbagai fase dalam perkembangannya,dimana pada usia 2 sampai 5 tahun merupakan fase yang paling aktif, terutama pada perkembangan otak anak,oleh karena itu periode tersebut dikenal sebagai masa keemasan anak atau golden age.
Dalam memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak seringkali orangtua dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Pendidikan kesehatan gigi (Dental Health Education) seringkali menjadi topik yang kurang mendapat perhatian baik dirumah maupun sekolah.
Ada beberapa alasan mengapa seringkali orangtua kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan gigi anak. Alasan yang paling banyak ditemukan adalah masih banyak orangtua yang beranggapan bahwa gigi pada anak adalah gigi susu ,jadi tidak usah dirawat karena nanti juga akan berganti dengan gigi tetap. Padahal sebenarnya justru pada masa gigi susu itulah anak harus mulai dajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan giginya.Karena alasan berikut :
1. Pada masa gigi susu,sedang terjadi pembentukan gigi tetap didalam tulang. Sehingga jika ada kerusakan gigi susu yang parah dapat mengganggu proses pembentukan gigi tetapnya. Hal ini dapat mengakibatkan gigi tetap nya tumbuh dengan tidak normal.
2. Mulut adalah pintu utama masuknya makanan kedalam perut. Mulut adalah lokasi pertama yang dilalui makanan dalam proses pencernaan. Jika terjadi gangguan pada mulut maka akan mengganggu kelancaran proses pencernaan.
3. Infeksi yang terjadi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan organ didalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal,dll. Karena infeksi dalam mulut dapat menyebar kedalam organ-organ tersebut yang disebut dengan fokal infeksi.
4. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan membuat anak menjadi malas beraktivitas dan akan mengganggu proses belajar mereka.
Melihat alasan-alasan tersebut, maka saat ini beberapa sekolah tertentu gencar memberikan pendidikan kesehatan gigi bagi siswa mereka. Bahkan ada sekolah yang menjadikan pendidikan kesehatan gigi bersama dengan pendidikan kesehatan umum sebagai bagian dari kurikulum sekolah.
Bagi para orangtua di rumah pendidikan kesehatan gigi sudah harus dimulai sejak gigi pertama ada dalam mulut anak.Bagaimana caranya?
Yaitu dengan selalu membersihkan gigi anak setiap selesai minum susu atau selesai makan. Tidak perlu menggunakan sikat gigi, namun bisa dilakukan dengan menggunakan kain kassa lembut yang dibasahi dengan air hangat. Sepertinya hanya sebuah perlakuan yang biasa saja, namun sesungguhnya hal itu memberikan sebuah pengalaman baru yang luar biasa pada anak. Ketika ibu membersihkan gigi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat, anak merasa bahwa kegiatan membersihkan gigi adalah kegiatan yang menyenangkan dan itu akan terekam dalam memori anak.Dampaknya,ketika anak akan diperkenalkan dengan sikat gigi pada usia 1 tahun tidak akan ada lagi keluhan anak tidak mau menyikat gigi karena takut melihat sikat gigi yang akan dimasukkan dalam mulut mereka.
Ketika anak berusia dua tahun, jumlah gigi dalam mulut sudah lengkap dua puluh buah. Mulailah anak diajarkan menyikat gigi sendiri dan orangtua tetap mengawasi. Saat mereka sudah bisa berkumur, boleh ditambah dengan pasta gigi. Ajaklah anak untuk biasa mengkonsumsi sayur atau buah dan kontrol makanan manis yang mereka konsumsi. Bukan tidak boleh anak memakan makanan yang manis karena itu makanan kesukaan mereka. Hanya orang tua perlu mengontrol banyaknya atau macam dari makanan manis yang mereka makan.
Usia dua tahun merupakan usia yang pas bagi anak untuk belajar mengenal dokter gigi. Ajaklah anak ke klinik gigi untuk memeriksa gigi mereka walaupun belum ada keluhan. Karena bisa saja sudah terjadi lubang kecil pada gigi anak yang tidak dirasakan mereka namun sudah harus dilakukan penanganan oleh dokter gigi.
Jadikanlah pendidikan kesehatan gigi sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Karena dengan demikian kita sebagai orangtua tidak akan berteriak-teriak lagi menyuruh anak menyikat gigi saat mandi pagi dan Insya Allah kita tidak akan mengalami bangun tengah malam karena anak menangis karena giginya sakit. Dan yang lebih penting lagi proses tumbuh kembang anak tidak terganggu akibat anak sakit gigi.
TANTI ARDIYANTI -  tanti_valentino@yahoo.co.id

Sumber:  http://www.pdgi-online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=672&Itemid=1

BAYI BELAJAR SEJAK DALAM KANDUNGAN

Bayi 
Belajar Sejak Dalam Kandungan
APAKAH anak dalam kandungan benar-benar dapat belajar atau mempelajari kata-kata yang diucapkan oleh sang pendidik atau orang tuanya? Seperti yang dikatakan oleh F. Rene Van de Carr, M.D. Jawabannya ?ya?, tetapi tidak dengan cara seperti orang dewasa. Jika ia mempelajari sebuah kata-kata, maka ia dapat mengulanginya, mengenalinya dalam tulisan, memodifikasinya agar ia dapat berbicara dengan baik dan benar, dan menggunakannya dalam kalimat.

Proses pemikiran ini menunjukkan bahwa ia memahami kata-kata tersebut. Lain halnya dengan anak dalam kandungan, cara belajarnya jauh lebih mendasar. Ketika orang tuanya (khususnya sang Ibu) mengajarkan kata-kata kepada bayi dalam kandungannya, ia hanya mendengarkan bunyinya sambil mengalami sensasi tertentu. Misalnya, tatkala si Ibu mengatakan ?tepuk?, anak dalam kandungan mendengar bunyi ?t-e-p-u- dan k?, karena pada saat yang bersamaan si ibu menepuk perutnya. Kombinasi bunyi dan pengalaman ini memberi kesempatan bagi anak dalam kandungan untuk belajar memahami hubungan tentang bunyi dan sensasi pada tingkat pengenalan praverbal.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam bidang perkembangan pralahir menunjukan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan itu telah berusia lima bulan?setara dengan 20 minggu, kemampuan anak dalam kandungan untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai atau dilakukan.

Kemudian, para ilmuwan bidang pendidikan anak dalam kandungan juga telah banyak melakukan riset baru dan riset ulang secara kontinu dengan membuat langkah-langkah dan metode baru mengenai praktek pendidikan pralahir. Mereka telah menemukan banyak hal, mengenai keistimewaan pendidikan pralahir ini, diantaranya adalah: peningkatan kecerdasan otak bayi, keyakinan lestari pada diri anak saat tumbuh dan berkembang dewasa nanti, keseimbangan komunikasi lebih baik antara anak (yang telah mengikuti program pendidikan pralahir) dengan orang tuanya, anggota keluarganya dan atau dengan lingkungannya dibanding dengan teman-temanya yang tidak mengikuti program pendidikan pralahir.

Berikut ini beberapa laporan yang sangat menggembirakan?bagi dunia pendidikan anak khususnya?dari F. Rene Van de Carr, M.D. dan Marc Lehrer, Ph.D. bahwa The American Association of The Advancement of Science pada tahun 1996 telah merangkum hasil penelitian sejumlah ilmuwan dalam bidang stimulasi pralahir dan bayi, antara lain sebagai berikut.

  1. Dr. Craig dari University of Al-abama menunjukkan bahwa program-program stimulasi dini meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak-anak tersebut mencapai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi.
  2. Dr. Marion Cleves Diamond dari University of California, Berkley, AS melakukan eksperimen bertahun-tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang bahwa tikus yang diberi stimulasi tidak hanya mengembangkan pencabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih terampil bersosialisasi dengan tikus-tikus lain.

Selain itu, menurut F. Rene Van de Carr, dkk.. bahwa The Prenatal Enrichment Unit di Hua Chiew General Hospital, di Bangkok Thailand, yang dipimpin Dr. C. Panthuraamphorn, telah melakukan penelitian yang sama terhadap bayi pralahir, dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberi stimulasi pralahir cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh ke arah suara orang tuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa.

F. Rene Van de Carr, M.D., dkk.. telah lama melakukan penelitian ini, kurang lebih sejak 22 tahun yang lalu. Menurut pandangannya, penelitian tersebut menunjukkan beberapa hal berikut ini pada bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir.

  1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada sekitar usia lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga dua tahun ketika stimulasi otak dan latihan-latihan intelektual dapat meningkatkan kemampuan bayi.
  2. Stimulasi pralahir dapat membantu mengembangkan orientasi dan keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar setelah ia dilahirkan.
  3. Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu mengontrol gerakan-gerakan mereka. Selain itu, mereka juga lebih siap menjelajahi dan mempelajari lingkungan setelah dilahirkan.
  4. Para orang tua yang telah berpartisipasi dalam program pendidikan pralahir menggambarkan anak mereka lebih tenang, waspada, dan bahagia.

Sebenarnya, keistimewaan-keistimewaan pendidikan anak dalam kandungan (anak pralahir) merupakan hasil dari sebuah proses yang sistematis dengan merangkaikan langkah, metode dan materi yang dipakai oleh orang tuanya dalam melakukan pendidikan (stimulasi edukatif) dan orientasi serta tujuan ke mana keduanya mengarah dan mendidik.  Bahkan dalam Islam, pendidikan pralahir ini hendaklah dimulai sejak awal pembuahan (proses nuthfah). Artinya, seorang yang menginginkan seorang anak yang pintar, cerdas, terampil dan berkepribadian baik (saleh/salehah), ia harus mempersiapkan perangkat utama dan pendukungnya terlebih dahulu.

Adapun persiapan yang perlu dilakukan adalah memulai dan melakukan hubungan biologis secara sah dan baik, serta berdoa kepada Allah swt. agar perbuatannya tidak diganggu setan dan sia-sia. Selain itu, menggantungkan permohonan hanya kepada Allah semata agar dikaruniai seorang anak yang shaleh. Kemudian setelah adanya proses nuthfah, atas kehendak Allah proses tersebut berlanjut menjadi mudhghah. Pada fase inilah tampak jelas adanya kehidupan seorang anak dalam rahim. Oleh karena itu, orang tuanya?khususnya sang ibu?harus memperlakukannya dengan baik.

Perlakuan yang baik itu di antaranya memberikan pelayanan yang tepat terhadap anaknya yang masih dalam kandungan, tidak melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang menimbulkan dampak negatif (baik fisik maupun psikis) terhadap anak dalam kandungan, karena hal tersebut sangat berbahaya, seperti yang diisyaratkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam sabdanya,

?Anak yang celaka adalah anak yang telah mendapatkan kesempitan di masa dalam perut ibunya.? (HR Imam Muslim dari Abdullah Ibn Mas?ud)

Pelayanan yang sangat baik untuk masa anak dalam kandungan adalah memberikan stimulus pendidikan, yang akan bermanfaat tidak saja pada perkembangan fisik, pertumbuhan mental (psikis) tetapi juga meningkatkan kecerdasan otak dan sensitifikasi emosional positif sang anak yang berada di dalam kandungan.

Praktek memberikan stimulus pendidikan anak dalam kandungan telah dilakukan jauh sebelum teori dan praktek di atas dikembangkan. Konon, Nabi Zakaria telah memberikan stimulasi pendidikan pada anak pralahir yaitu anak yang dikandung oleh istrinya, sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur`an al-Karim surah Maryam (19) ayat 10?11. Di dalamnya dijelaskan bahwa pelayanan stimulasi pendidikan yang dilakukan oleh Nabi Zakaria telah membuahkan hasil yang yang bagus, yakni anak yang memiliki kecerdasan tinggi dalam memahami hukum-hukum Allah. Selain itu digambarkan pula bahwa anak yang dikaruniai itu adalah sosok yang terampil dalam melaksanakan titah Allah, memiliki fisik yang kuat, sekaligus seorang anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya, sebagaimana diisyaratkan pada kelanjutan ayat 12?15 masih dalam surah yang sama. Bahkan, kemudian anak tersebut dipercaya dijadikan pewaris tunggal orang tuanya yakni tugas kenabian. Subhanallah.

Begitu juga dengan Nabi Adam a.s. tatkala istrinya Hawa, mengandung anak pertamanya dan pada tahapan kandungan yang masih ringan, ia merasa biasa saja berjalan seperti sedia kala, merasa tidak ada beban. Namun, tatkala usia kandungan itu bertambah yang ditandai dengan perut yang terus membesar di situlah ia merasakan kepayahan dan keberatan. Saat itulah, Siti Hawa dengan sedih mengadu kepada suaminya, Nabi Adam a.s. tentang keadaan perutnya yang kian hari kian besar yang membuatnya dari hari ke hari merasa makin payah. Kondisi ini membuat Adam a.s. beserta istrinya bersama-sama memohon kepada Allah dengan sebuah doa yang sangat filosofis yaitu,?... Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.? (al-A?raaf: 189)

Ini adalah suatu praktek pendidikan anak dalam kandungan yang dilakukan secara bersama antara suami dan istri dengan kesamaan visi dan misi yaitu orientasi pendidikan yang bersumber pada motivasi untuk memurnikan keesaan Allah semata. Sebuah kondisi yang membuahkan keridhaan Allah sehingga dengan curahan rahmat-Nya keberkahan pun mengalir mengiringi laju bahtera rumah tangga tersebut.

?Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka, setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-istri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata, ?Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.?? (al-A?raaf : 189) Sumber: namaislami.com
 
Sumber: http://www.cybermq.com/kolom/detail/auladi/484/bayi-belajar-sejak-dalam-kandungan