Selasa, 20 April 2010

POS PAUD TERPADU, MEMPERMULUS JALAN ANAK MENUJU GENARASI UNGGUL


Tumbuh dengan Insentif Rp 25 Ribu

Perkembangan pos pendidikan anak usia dini (PAUD) terpadu di metropolis terbilang luar biasa. Sejak bergulir 2004 silam, jumlah pos PAUD terpadu (PPT) saat ini menembus 629 tempat. Menyadari PAUD adalah investasi penting pada masa mendatang, pemkot makin menaruh perhatian besar.

IBARAT jalan, PAUD merupakan upaya mempermulus jalan tersebut. Dengan mempersiapkan anak didik sebelum masuk ke jenjang berikutnya, jejak langkah mereka bisa makin lancar. Karena itu, PAUD kini tidak lagi dipandang sebelah mata. Pos-pos PAUD pun tumbuh subur bak cendawan di mana-mana. Menjangkau hingga pelosok-pelosok kampung.

Di Surabaya, saat ini jumlah PPT mencapai 629 tempat. Pos-pos PAUD yang difasilitasi pemkot itu tersebar merata di 168 kelurahan di 31 kecamatan. Jika dirata-rata, di setiap kelurahan ada sekitar empat pos PAUD. Jika dibandingkan jumlah penduduk berusia 3-5 tahun di kota ini yang berkisar 95 ribu, jumlah PPT memang terbilang masih belum sebanding.

Namun, pemkot berjanji terus berupaya memfasilitasi pendirian PPT tersebut. ''Pemkot akan terus bergerak untuk mendorong dan melanjutkan pendirian pos-pos PAUD. Sebab, kami sadar betul bahwa PAUD ini merupakan investasi masa depan. Generasi penerus akan sangat ditentukan oleh pola pendidikan anak sejak dini,'' kata Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga Dinas Pendidikan (Dispendik) Pemkot Surabaya Edi Santoso.

Tentu tidak sekadar mendirikan pos-pos itu. Tapi, juga menambah jatah anggaran untuk pembinaan serta peningkatan pembelajaran anak. Tahun ini, misalnya, telah dialokasikan Rp 1.171.885.185. Sebelumnya kurang dari Rp 500 juta. Sebagian anggaran itu juga dialokasikan untuk pendidikan taman kanak-kanak (TK) dan kelompok bermain (KB). ''Jatah untuk PPT paling besar,'' kata Edi.

Dia lalu merinci, alokasi anggaran untuk PPT tersebut mencapai Rp 1.045.525.530. Rinciannya, Rp 612.697.530 untuk pelatihan 1.400 tutor atau bunda, pendidik, serta fasilitator kelompok PAUD. ''Kami menganggap bunda-bunda PAUD itu unjung tombak kader-kader masa depan. Jadi, mereka harus mendapat banyak pendidikan dan pelatihan,'' tegasnya.

Selain itu, lanjut Edi, anggaran digunakan untuk pengadaan 1.173 set alat peraga edukatif (APE) PAUD senilai Rp 387.090.000 dan Rp 45.738.00 untuk pengadaan 600 eksemplar modul PAUD. ''Kami akan terus berusaha melengkapi sarana dan prasarananya,'' ungkapnya.

Alokasi anggaran tersebut tidak termasuk honor para bunda PAUD. Saat ini, memang baru sekitar 700 bunda saja yang mendapat insentif. Padahal, jumlah bunda PAUD mencapai 4.128 orang. Insentif mereka pun tidak banyak. Masing-masing bunda hanya menerima Rp 25 ribu per bulan. ''Kita harus menghargai para bunda. Sebab, mereka mengajar dengan ikhlas. Tidak mungkin mau, kalau mereka bekerja hanya demi uang,'' ujarnya.

Edi mengakui, selama ini kesejahteraan bunda PAUD memang masih cukup memprihatinkan. Karena itu, sangat mungkin hal tersebut menjadi salah satu penyebab belum banyaknya orang yang mau mengabdi di PPT. Hanya mereka yang peduli terhadap pendidikan anak sejak dini itulah yang terpanggil. Namun, tidak berarti pemkot menutup mata. ''Kami akan berusaha membuat pengajuan kenaikan tahun depan. Masalah disetujui atau tidak, itu di luar kewenangan saya,'' terangnya.

Dia menjelaskan, yang terpenting saat ini adalah meningkatkan kualitas para bunda. Sebab, saat ini sebagian besar bunda PAUD adalah ibu rumah tangga. Karena itu, pihaknya mengalokasikan anggaran besar untuk program pelatihan dan pendidikan untuk mereka. ''Anak-anak usia dini itu kan peka. Kalau mengajarnya salah, kan bisa berakibat fatal. Karena itu, SDM (sumber daya manusia) para bunda harus terus di-upgrade,'' tegasnya.

Ada banyak pelatihan yang telah diberikan. Di antaranya, seminar, kursus, serta diklat cara-cara mengajar yang baik dan benar. Tentu saja dengan menghadirkan pembicara yang berkompeten. Mulai dosen hingga psikolog. Hal tersebut dilakukan agar bunda PAUD lebih bisa memahami psikologis anak kecil.

Edi menambahkan, pelan-pelan masyarakat mulai merasakan manfaatnya. Hal itu bisa dilihat dari jumlah anak didik di PPT yang makin bertambah. Jika dirata-rata setiap pos PAUD mendidik 30-60 anak, total yang ter-cover mencapai 18 ribu-37 ribu anak. ''Sejak muncul beberapa tahun lalu, jumlah PPT memang semakin banyak. PPT itu sangat membantu dan memfasilitasi pendidikan siswa kalangan menengah ke bawah,'' tegasnya. (sha/hud)

http://74.125.153.132/search?q=cache:3dmCFCCIfIIJ:www.jawapos.co.id/halaman/index.php%3Fact%3Ddetail%26nid%3D77977+pospaudunggul&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar